Franziska
Fennert

VISION OF A SOCIAL EVOLUTION

Public Space Project during a Residency at ArtSociates, Lawangwangi Bandung sponsored by ARTSociates Bandung and Federal Foreign Office of Germany / gefördert von ARTSociates und vom Auswärtigen Amt der Bundesrepublik Deutschland 

Proyek Ruang Publik selama residensi di ArtSociates, Lawangwangi Bandung disponsori oleh ARTSociates Bandung dan Federal Foreign Office of Germany

Vision of a Social Evolution
Despite humankind’s great progress, especially in the field of technology, it is difficult for people to have a conviction of a better future. The inequality between the capital of advanced nations and those of developing and poor nations has led to economic colonialism, as well as the control of natural resources by capitalists. Capitalism, through consumerism, has pushed people to consume excessively, to put personal interests ahead of social and environmental concerns. These are believed to have contributed to earth’s degradation. Of course, we cannot say that the world today, or tomorrow, is a mere dystopia; but it is certainly difficult to hold onto a utopist’s outlook regarding mankind’s future.
Franziska Fennert is an artist who is very aware of this issue. Despite her anxiety, she refuses to despair. On the contrary, her work for the Vision of a Social Evolution project, despite admittedly representing the ugly side of current world situations (as inflicted by mankind), still shows a strong conviction that our world can walk a better path. Franziska’s work is based on a critical stance against the economic-, political-, and social-system currently prevailing throughout the world, a system controlled by capitalism. The figure of Franziska’s canvas puppet, which appears like a mutant, can be construed as an image of modern man’s greedy attitude.
Activist and participatory in nature, by involving the contributions of other thinkers, Franziska shares her concern with others and acknowledges their concerns in return. Franziska’s work—to appear permanently at Lawangwangi—will serve as a reminder and a trigger that reaches out to the audience, so that they can choose a way of life that is better and more responsible, for the sake of humankind and the environment. It does not have to be revolutionary; instead changing slowly, but surely.

Asmudjo Irianto

Visi Evolusi Sosial
Meskipun kemajuan besar manusia, terutama di bidang teknologi, sulit bagi orang untuk memiliki keyakinan tentang masa depan yang lebih baik. Ketimpangan antara ibukota negara maju dan negara-negara berkembang dan miskin telah menyebabkan kolonialisme ekonomi, serta kontrol sumber daya alam oleh kapitalis. Kapitalisme, melalui konsumerisme, telah mendorong orang untuk mengkonsumsi secara berlebihan, untuk menempatkan kepentingan pribadi di depan masalah sosial dan lingkungan. Ini diyakini telah berkontribusi terhadap degradasi bumi. Tentu saja, kita tidak bisa mengatakan bahwa dunia saat ini, atau besok, hanyalah distopia belaka; tetapi tentu sulit untuk mempertahankan pandangan utopis tentang masa depan umat manusia.
Franziska Fennert adalah seorang seniman yang sangat sadar akan masalah ini. Meskipun kecemasannya, dia menolak putus asa. Sebaliknya, karyanya untuk proyek Vision of a Social Evolution, meskipun diakui mewakili sisi buruk dari situasi dunia saat ini (seperti yang ditimbulkan oleh manusia), masih menunjukkan keyakinan kuat bahwa dunia kita dapat berjalan di jalur yang lebih baik. Karya Franziska didasarkan pada sikap kritis terhadap sistem ekonomi, politik, dan sosial yang saat ini berlaku di seluruh dunia, suatu sistem yang dikendalikan oleh kapitalisme. Sosok boneka kanvas Franziska, yang tampak seperti mutan, dapat ditafsirkan sebagai gambaran dari sikap rakus manusia modern.
Aktivis dan partisipatif di alam, dengan melibatkan kontribusi dari pemikir lain, Franziska berbagi kepeduliannya dengan orang lain dan mengakui kekhawatiran mereka sebagai imbalan. Karya Franziska — muncul secara permanen di Lawangwangi — akan berfungsi sebagai pengingat dan pemicu yang menjangkau audiens, sehingga mereka dapat memilih cara hidup yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab, demi kemanusiaan dan lingkungan. Itu tidak harus revolusioner; perubahan secara perlahan, tapi pasti.

Asmudjo Irianto

 

 Project Documentation
by M. Akbar, Bandung 2013

 Loop of the submitted visions of a human society of tomorrow